Langsung ke konten utama

Memperkuat Ketahanan Tanaman dari Hama dan Penyakit dengan Silika

Selain diberi pupuk yang optimal, tanaman perlu dilakukan pengendalian hama. Umumnya petani mengendalikan hama dengan pestisida kimia maupun organik.

Menggunakan pestisida kimia tentunya tidak bagus untuk kita makan hasil tanamannya. Pestisida organik pun cara kerja nya lambat dan hanya ditujukan untuk pencegahan saja.

Namun masih ada cara lain untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dengan menguatkan pertahanan dari dalam tanaman, seperti memperkuat dinding sel, pemberian pupuk yang tepat sasaran.

Cara pengendalian hama dan penyakit yang saya bahas kali ini adalah memperkuat pertahanan dinding sel tanaman sehingga sulit dirusak oleh hama, bakteri, virus, dan penyakit dengan silika.

Dalam catatan Opa Yos Sutiyoso, beliau menulis penjelasan manfaat unsur silika terhadap tanaman pada Catatan Penting Hidroponik 99 : PEMANFAATAN UNSUR HARA SILIKA, UNTUK MELAWAN PENYAKIT CENDAWAN.

Beliau menjabarkan bahwa,dinding sel yang sekarang sudah diperkuat oleh silikat, dapat meningkatkan toleransi sel terhadap penetrasi mycelia/benang tenunan cendawan patogen, yang akan merasuk ke dalam sel, menyedot sitoplasma isi sel, dan merusak jaringan serta organ tanaman.

Oleh karena itu silika sangat bermanfaat agar menjaga tanaman tetap dalam kondisi prima

Banyak jurnal-jurnal penelitian yang membuktikan dampak pemberian silika ke tanaman agar tidak mudah terserang penyakit

Sumber silika yang dapat dipakai adalah natrium silika atau biasa dikenal dengan nama dagang waterglass.
Water Glass

Waterglass dapat dibeli di toko kimia dengan harga 12.000 hingga 30.000 per kg

Penggunaan waterglass sebagai sumber silika adalah dengan mengambil 10 ml waterglass kental, kemudian larutkan dalam air. Larutan ini bersifat sebagai pekatan silika.
Aplikasi ke tanaman adalah dengan mengambil 5 ml dari pekatan silika, kemudian ditambah dengan air 1 liter. 

Kemudian semprotkan ke seluruh bagian tanaman secara merata. Lakukan penyemprotan 2 x seminggu
Perbandingan ilustrasi tanaman yang menggunakan silika (kanan) dan tidak menggunakan silika

Lalu jika ditanya, apakah tanaman yang disemprot silika berbahaya untuk dikonsumsi?

Jawabannya saya merujuk pada literatur "Hydroponics A Practical Guide for the Soilless Grower Second Edition" karya J. Benton Jones Jr.

Di literatur itu disebutkan bahwa silika merupukan unsur hara benefiicial yang artinya bermanfaat untuk tanaman.

Selain itu, pada tanaman yang di tanam di tanah, juga menyerap silika yang terkandung dalam tanah.

Maka dari itu, tanaman yang disemprot silika itu aman dikonsumsi karena penyemprotan tersebut juga termasuk pemupukan foliar mengingat silika unsur hara beneficial

Jika Anda masih ragu menggunakan silika, itu pun tidak apa apa, karena silika merupakan unsur beneficial. Digunakan lebih bagus, tidak digunakan pun tidak apa apa

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pembuatan Hingga Suka Dukanya Hidroponik NFT

Sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling populer dibanding sistem hidroponik yang lain. Biasanya orang-orang mengasosiasikan NFT adalah hidroponik itu sendiri. Padahal sistem NFT adalah salah satu sistem hidroponik. NFT adalah  singkatan dari Nutrient Film Technique. Kata film dikarenakan tanaman tumbuh pada ailran tipis yang menyerupai lapisan film. Sistem ini paling mudah dijumpai ketika ingin belajar hidroponik. Karena sistem ini memiliki paling banyak kemudahan dibanding sistem yang lain. Tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini tidak terbatas sayuran daun saja, tanaman buah seperti tomat, cabai, hingga melon dapat ditanam dengan sistem hidroponik NFT. Selama akar tanaman serabut masih dapat untuk ditanam secara NFT. Tanaman yang berumbi tidak dapat di NFT kan karena daerah perakaran NFT terbatas. Selain itu sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling fleksibel dibanding sistem yang lain. Karena dapat diterapkan di berbagai lahan dengan ukuran apa saja dan

Panduan Pembuatan dan Perawatan Hidroponik Drip (Irigasi Tetes) / Fertigasi

Sistem drip atau biasa disebut sistem irigasi tetes adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanaman. Sistem drip pada hidroponik dapat juga disebut Fertigasi karena pengairan dan pemberian nutrisi dilakukan secara bersamaan Sistem drip / fertigasi adalah sistem hidroponik yang paling sering digunakan di dunia, mulai dari hobi hingga skala komersil. Karena biaya pembuatannya murah dan teknik pembuatannya mudah dibanding sistem hidroponik yang lain.  Seberapa luas dan ukuran tempat Anda, penempatan sistem ini sangat fleksibel dapat menyesuaikan luas dan ukuran tempat Anda. Biaya pengoperasiannya pun lebih murah, karena untuk pengirigasian listrik tidak perlu dinyalakan terus menerus. Anda dapat mengandalkan timer untuk mengatur frekuensi dan volume pemberian larutan nutrisi pada tanaman. Jadi tanaman lebih toleran jika di daerah Anda terjadi pemadaman listrik.

Pembuatan Sistem Aeroponik yang Efisien dan Hemat Daya

Aeroponik adalah teknik menanam di udara di mana akar terekspos langsung di udara. Tidak ada media yang menopang akar tanaman pada sistem aeroponik. Akar mendapat air dan nutrisi dari pengkabutan atau spraying pada ruang perakaran. Aeroponik berbeda dari hidroponik pada umumnya. Aeroponik adalah evolusi dari hidroponik yang lebih efisien dan dapat mengatasi kekurangan dari sistem hidroponik. Sistem aeroponik menawarkan tanaman tumbuh lebih cepat serta penggunaan air dan pupuk lebih hemat dari sistem hidroponik. Daftar Isi Prinsip Sistem Komponen yang Diperlukan Alat-alat yang Diperlukan Pembuatan Sistem Aeroponik Perawatan Sistem Aeroponik Variasi Sistem Pada hidroponik, pemupukan dan penyiraman tanaman dilakukan dengan larutan nutrisi dengan media air atau substrat. Tetapi pada aeroponik, pemupukan dan penyiraman dilakukan dengan cara dikabutkan di ruang perakaran tanaman tanpa media apapun. Dengan teknik pengkabutan, penggunaan air dan pupuk le