Pernahkah Anda melihat buah seperti tomat, cabai, melon yang bagian bawahnya busuk?
Atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami saat menanam buah-buahan tersebut bagian pantat buah warnanya berubah menjadi coklat dan mengeras atau membusuk.
Hal itu adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebut Blossom End-Rot
Hal ini tidak terjadi pada tomat saja, cabai, melon, semangka, paprika dapat terkena blossom end-rot
Kemudian warna kulit menjadi coklat tua dan akhirnya mengeras dan menghitam atau membusuk. Daerah buah yang berwarna coklat menandakan matinya jaringan di daerah tersebut.
Ada berbagai macam penyebab tanaman Anda terkena BER. BER utamanya disebabkan oleh defisiensi Kalsium pada jaringan tersebut. Bisa saja disebabkan karena kurangnya pupuk kalsium yang diberikan ke tanaman sehingga berefek defisiensi kalsium. Tetapi hal ini bukan berarti selalu disebabkan pupuk kalsium yang kita berikan kurang.
Jika tanaman terkena BER, coba cek dulu penyebab apa yang terjadi pada Anda, sehingga Anda tahu solusi yang harus dilakukan selanjutnya. Jangan langsung Anda simpulkan kurangnya kalsium pada pupuk nutrisi.
Jika temperatur tinggi dan kelembaban rendah, air yang dilepaskan melalui transpirasi meningkat. Akibatnya kalsium yang dibawa air melalui xylem yang menuju buah macet karena banyak kalsium yang mandek di daun karena tingginya tingkat penguapan transpirasi. Akhirnya buah mengalami BER karena kurangnya asupan kalsium menuju buah.
Mengingat kalsium berat atomnya 40, termasuk unsur hara yang berat, akibatnya akar sulit menyerap ion kalsium karena pergerakan aliran xylem berjalan lambat
Dan kemudian jaringan buah kekurangan asupan kalsium sehingga terjadi BER
Misalnya, jika frekuensi penyiraman pada musim panas terlalu jarang, tanaman akan mengalami stres kekurangan air yang harus dilepaskan transpirasi. Akibatnya penyerapan ion kalsium terganggu.
Dan jika frekuensi penyiraman terlalu sering, efeknya kelembaban media menjadi terlalu tinggi. Kemudian selanjutnya akan berefek berkurangnya aerasi yang mengakibatkan kurangnya oksigen pada perakaran. Akibatnya mengganggu penyerapan unsur hara termasuk kalsium, mengingat oksigen penting dalam menyerap hara pada akar untuk bernafas.
Frekuensi penyiraman pada media yang berbeda jangan disamaratakan. Media yang kasar membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering dibandingkan media yang halus.
Misal, media perlite mungkin membutuhkan frekuensi penyiraman 5 hingga 6 kali per hari. Tetapi karena rockwool lebih menahan air daripada perlite, 2 -3 kali sehari mungkin sudah cukup.
Yang terpenting intinya kelembaban media dijaga dalam segala kondisi.
Karena Ca++ unsur yang paling berat dari tiga tersebut, makan Ca++ sering kalah diserap akar. Sehingga asupan kalsium terganggu dan muncullah gejala BER pada buah.
Amonia yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan kalsium karena amonia (NH4+) dan kalsium (Ca++) sama-sama bermuatan positif. Karena kalsium lebih berat dibanding kalsium, otomatis amonia akan terserap dahulu dibanding kalsium.
Ketika kandungan amonia berlebihan pada larutan nutrisi atau pupuk pada saat tahap pembungaan dan pembuahan, buah akan menunjukkan gejala BER karena penyerapan kalsium terhambat karena Amonia.
Usahakan rasio Amonia tidak lebih dari 10% dari N total pada saat fase generatif.
Biasanya di Indonesia, BER terjadi paling sering disebabkan suhu tinggi dan kelembaban rendah. Untuk itu ketika pada musim panas sebaiknya tanaman diberi naungan agar tanaman tidak bertranspirasi berlebihan.
Jika Anda menggunakan sistem drip fertigasi, usahakan media jangan terlalu kering saat musim panas. Tingkatkan frekuensi penyiraman dengan EC rendah agar media tidak sempat mengalami kekeringan tetapi jangan sampai berlebihan.
Usahakan RH (relative humidity, kelembaban nisbi) lingkungan maupun media dijaga pada sekitar 60% dan jika ditanam dalam greenhouse, usahakan aliran sirkulasi udara lancar.
Menyiram lantai sekitar tanaman pada saat siang hari dapat membantu menurunkan suhu dan meningkatkan RH.
Cara yang lebih mudah ialah menurunkan EC ketika suhu tinggi dan kelembaban rendah. Atau mungkin coba cari kultivar yang relatif tahan BER.
Atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami saat menanam buah-buahan tersebut bagian pantat buah warnanya berubah menjadi coklat dan mengeras atau membusuk.
Hal itu adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebut Blossom End-Rot
Apa Itu Blossom End Rot?
Blossom end-rot atau yang disingkat BER adalah peristiwa membusuknya atau menghitam serta mengerasnya bagian ujung bawah atau pantat buah. Biasanya pertama kali tandanya terlihat ujung bawah buah kekurangan air.Hal ini tidak terjadi pada tomat saja, cabai, melon, semangka, paprika dapat terkena blossom end-rot
BER pada Cabe |
BER pada Melon |
Kemudian warna kulit menjadi coklat tua dan akhirnya mengeras dan menghitam atau membusuk. Daerah buah yang berwarna coklat menandakan matinya jaringan di daerah tersebut.
Penyebab Blossom End-Rot
Blossom end-rot (BER) bukanlah penyakit tanaman yang disebabkan hama, bakteri, atau jamur. Blossom end rot adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebabkan defisiensi hara atau masalah lingkungan. Tetapi yang paling sering menyebabkannya adalah masalah lingkunganAda berbagai macam penyebab tanaman Anda terkena BER. BER utamanya disebabkan oleh defisiensi Kalsium pada jaringan tersebut. Bisa saja disebabkan karena kurangnya pupuk kalsium yang diberikan ke tanaman sehingga berefek defisiensi kalsium. Tetapi hal ini bukan berarti selalu disebabkan pupuk kalsium yang kita berikan kurang.
Jika tanaman terkena BER, coba cek dulu penyebab apa yang terjadi pada Anda, sehingga Anda tahu solusi yang harus dilakukan selanjutnya. Jangan langsung Anda simpulkan kurangnya kalsium pada pupuk nutrisi.
Kelembaban Rendah dan Suhu Tinggi
Air dan nutrisi hara diserap tanaman melalui akar dan selanjutnya menuju seluruh bagian tanaman, termasuk daun melalui pembuluh Xylem. Ketika aliran dalam xylem sampai menuju daun, air kemudian dilepaskan ke lingkungan melalui stomata, proses ini disebut transpirasi. Transpirasi membuat aliran air dalam xylem akan selalu bergerak, tidak macet dan berfungsi sebagai efek pendingin bagi tanaman.Jika temperatur tinggi dan kelembaban rendah, air yang dilepaskan melalui transpirasi meningkat. Akibatnya kalsium yang dibawa air melalui xylem yang menuju buah macet karena banyak kalsium yang mandek di daun karena tingginya tingkat penguapan transpirasi. Akhirnya buah mengalami BER karena kurangnya asupan kalsium menuju buah.
Kelembaban Tinggi
Kelembaban yang tinggi berefek berkurangnya transpirasi oleh tanaman. Transpirasi terhambat, akibatnya tanaman tidak dapat melepaskan air yang seharusnya dilepaskan ke lingkungan. Sehingga efeknya pergerakan air dalam xylem terhambatMengingat kalsium berat atomnya 40, termasuk unsur hara yang berat, akibatnya akar sulit menyerap ion kalsium karena pergerakan aliran xylem berjalan lambat
Dan kemudian jaringan buah kekurangan asupan kalsium sehingga terjadi BER
Frekuensi Penyiraman yang Kurang atau Berlebihan
Frekuensi penyiraman untuk tanaman tidak bisa dibuat asal-asalan. Frekuensi penyiraman harus diperhitungkan dengan memperhatikan cuaca, media, dan tahap pertumbuhan tanaman.Misalnya, jika frekuensi penyiraman pada musim panas terlalu jarang, tanaman akan mengalami stres kekurangan air yang harus dilepaskan transpirasi. Akibatnya penyerapan ion kalsium terganggu.
Dan jika frekuensi penyiraman terlalu sering, efeknya kelembaban media menjadi terlalu tinggi. Kemudian selanjutnya akan berefek berkurangnya aerasi yang mengakibatkan kurangnya oksigen pada perakaran. Akibatnya mengganggu penyerapan unsur hara termasuk kalsium, mengingat oksigen penting dalam menyerap hara pada akar untuk bernafas.
Frekuensi penyiraman pada media yang berbeda jangan disamaratakan. Media yang kasar membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering dibandingkan media yang halus.
Misal, media perlite mungkin membutuhkan frekuensi penyiraman 5 hingga 6 kali per hari. Tetapi karena rockwool lebih menahan air daripada perlite, 2 -3 kali sehari mungkin sudah cukup.
Yang terpenting intinya kelembaban media dijaga dalam segala kondisi.
EC Terlalu Tinggi
EC yang terlalu tinggi di atas 3-4 dapat menyebabkan BER karena otomatis semua ion unsur hara juga meningkat. Akibatnya terjadi kompetisi penyerapan hara karena ion-ion hara terlalu banyak pada akar terutama Mg++, K+, dan Ca++.Karena Ca++ unsur yang paling berat dari tiga tersebut, makan Ca++ sering kalah diserap akar. Sehingga asupan kalsium terganggu dan muncullah gejala BER pada buah.
Jika Anda merasa tidak ada yang salah pada hal-hal tersebut di atas, mungkin kesalahan pada pupuk atau nutrisinya.
Formulasi Pupuk / Nutrisi yang Salah
Mungkin saja Anda salah memberi pupuk. Contohnya pupuk untuk fase vegetatif atau sayuran daun Anda berikan saat tanaman dalam fase berbuah. Ini sering terjadi jika Anda menggunakan pupuk jadi.Kandungan Kalsium Dalam Pemupukan Kurang
Jika Anda membuat nutrisi sendiri, pastikan konsentrasi kalsium pada larutan berkisar 200-300 ppmAmonia yang Berlebihan
Atau mungkin Anda menggunakan amonium yang lumayan banyak pada fase generatif sehingga menyebabkan Amonium Toxicity, yang berefek terganggunya penyerapan ion kalsium. Hal ini sering terjadi jika Anda meracik pupuk sendiri.
Ketika kandungan amonia berlebihan pada larutan nutrisi atau pupuk pada saat tahap pembungaan dan pembuahan, buah akan menunjukkan gejala BER karena penyerapan kalsium terhambat karena Amonia.
Usahakan rasio Amonia tidak lebih dari 10% dari N total pada saat fase generatif.
Pengendalian Penanganan Blossom End-Rot
Buah yang terkena BER tidak dapat atau sulit diobati, untuk itu tindakan pencegahan lebih efektif menangani BER.Biasanya di Indonesia, BER terjadi paling sering disebabkan suhu tinggi dan kelembaban rendah. Untuk itu ketika pada musim panas sebaiknya tanaman diberi naungan agar tanaman tidak bertranspirasi berlebihan.
Jika Anda menggunakan sistem drip fertigasi, usahakan media jangan terlalu kering saat musim panas. Tingkatkan frekuensi penyiraman dengan EC rendah agar media tidak sempat mengalami kekeringan tetapi jangan sampai berlebihan.
Usahakan RH (relative humidity, kelembaban nisbi) lingkungan maupun media dijaga pada sekitar 60% dan jika ditanam dalam greenhouse, usahakan aliran sirkulasi udara lancar.
Menyiram lantai sekitar tanaman pada saat siang hari dapat membantu menurunkan suhu dan meningkatkan RH.
Cara yang lebih mudah ialah menurunkan EC ketika suhu tinggi dan kelembaban rendah. Atau mungkin coba cari kultivar yang relatif tahan BER.
Hallo Almiansyah Em,
BalasHapusTerima kasih banyak untuk postingan info sungguh berguna tentang BER pada tomat dan tanaman2 buah lainnya. Kebetulan saya menanam tomat dan mengalami masalah BER ini.
Pertanyaan saya setelah membaca topik bahasan BER ini adalah: EC itu singkatan dari apa? Saya cari2 kepanjangannya di tulisan ini kok nggak ada. Mohon penjelasannya ya.
Terima kasih banyak sebelumnya.
Salam,
Retno