Langsung ke konten utama

Busuk Ujung Buah Tomat (blossom end-rot) Tidak Selalu Karena Kalsium

Pernahkah Anda melihat buah seperti tomat, cabai, melon yang bagian bawahnya busuk?


Atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami saat menanam buah-buahan tersebut bagian pantat buah warnanya berubah menjadi coklat dan mengeras atau membusuk.

Hal itu adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebut Blossom End-Rot

Apa Itu Blossom End Rot?

Blossom end-rot atau yang disingkat BER adalah peristiwa membusuknya atau menghitam serta mengerasnya bagian ujung bawah atau pantat buah. Biasanya pertama kali tandanya terlihat ujung bawah buah kekurangan air.

Hal ini tidak terjadi pada tomat saja,  cabai, melon, semangka, paprika dapat terkena blossom end-rot

BER pada Cabe
BER pada Melon

Kemudian warna kulit menjadi coklat tua dan akhirnya mengeras dan menghitam atau membusuk. Daerah buah yang berwarna coklat menandakan matinya jaringan di daerah tersebut.

Penyebab Blossom End-Rot

Blossom end-rot (BER) bukanlah penyakit tanaman yang disebabkan hama, bakteri, atau jamur. Blossom end rot adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebabkan defisiensi hara atau masalah lingkungan. Tetapi yang paling sering menyebabkannya adalah masalah lingkungan

Ada berbagai macam penyebab tanaman Anda terkena BER. BER utamanya disebabkan oleh defisiensi Kalsium pada jaringan tersebut. Bisa saja disebabkan karena kurangnya pupuk kalsium yang diberikan ke tanaman sehingga berefek defisiensi kalsium. Tetapi hal ini bukan berarti selalu disebabkan pupuk kalsium yang kita berikan kurang.



Jika tanaman terkena BER, coba cek dulu penyebab apa yang terjadi pada Anda, sehingga Anda tahu solusi yang harus dilakukan selanjutnya. Jangan langsung Anda simpulkan kurangnya kalsium pada pupuk nutrisi.

Kelembaban Rendah dan Suhu Tinggi

Air dan nutrisi hara diserap tanaman melalui akar dan selanjutnya menuju seluruh bagian tanaman, termasuk daun melalui pembuluh Xylem. Ketika aliran dalam xylem sampai menuju daun, air kemudian dilepaskan ke lingkungan melalui stomata, proses ini disebut transpirasi. Transpirasi membuat aliran air dalam xylem akan selalu bergerak, tidak macet dan berfungsi sebagai efek pendingin bagi tanaman.


Jika temperatur tinggi dan kelembaban rendah, air yang dilepaskan melalui transpirasi meningkat. Akibatnya kalsium yang dibawa air melalui xylem yang menuju buah macet karena banyak kalsium yang mandek di daun karena tingginya tingkat penguapan transpirasi. Akhirnya buah mengalami BER karena kurangnya asupan kalsium menuju buah.

Kelembaban Tinggi

Kelembaban yang tinggi berefek berkurangnya transpirasi oleh tanaman. Transpirasi terhambat, akibatnya tanaman tidak dapat melepaskan air yang seharusnya dilepaskan ke lingkungan. Sehingga efeknya pergerakan air dalam xylem terhambat

Mengingat kalsium berat atomnya 40, termasuk unsur hara yang berat, akibatnya akar sulit menyerap ion kalsium karena pergerakan aliran xylem berjalan lambat

Dan kemudian jaringan buah kekurangan asupan kalsium sehingga terjadi BER

Frekuensi Penyiraman yang Kurang atau Berlebihan

Frekuensi penyiraman untuk tanaman tidak bisa dibuat asal-asalan. Frekuensi penyiraman harus diperhitungkan dengan memperhatikan cuaca, media, dan tahap pertumbuhan tanaman.

Misalnya, jika frekuensi penyiraman pada musim panas terlalu jarang, tanaman akan mengalami stres kekurangan air yang harus dilepaskan transpirasi. Akibatnya penyerapan ion kalsium terganggu.

Dan jika frekuensi penyiraman terlalu sering, efeknya kelembaban media menjadi terlalu tinggi. Kemudian selanjutnya akan berefek berkurangnya aerasi yang mengakibatkan kurangnya oksigen pada perakaran. Akibatnya mengganggu penyerapan unsur hara termasuk kalsium, mengingat oksigen penting dalam menyerap hara pada akar untuk bernafas.

Frekuensi penyiraman pada media yang berbeda jangan disamaratakan. Media yang kasar membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering dibandingkan media yang halus.

Misal, media perlite mungkin membutuhkan frekuensi penyiraman 5 hingga 6 kali per hari. Tetapi karena rockwool lebih menahan air daripada perlite, 2 -3 kali sehari mungkin sudah cukup.

Yang terpenting intinya kelembaban media dijaga dalam segala kondisi.

EC Terlalu Tinggi

EC yang terlalu tinggi di atas 3-4 dapat menyebabkan BER karena otomatis semua ion unsur hara juga meningkat. Akibatnya terjadi kompetisi penyerapan hara karena ion-ion hara terlalu banyak pada akar terutama Mg++, K+, dan Ca++.

Karena Ca++ unsur yang paling berat dari tiga tersebut, makan Ca++ sering kalah diserap akar. Sehingga asupan kalsium terganggu dan muncullah gejala BER pada buah.

Jika Anda merasa tidak ada yang salah pada hal-hal tersebut di atas, mungkin kesalahan pada pupuk atau nutrisinya. 



Formulasi Pupuk / Nutrisi yang Salah

Mungkin saja Anda salah memberi pupuk. Contohnya pupuk untuk fase vegetatif atau sayuran daun Anda berikan saat tanaman dalam fase berbuah. Ini sering terjadi jika Anda menggunakan pupuk jadi.

Kandungan Kalsium Dalam Pemupukan Kurang

Jika Anda membuat nutrisi sendiri, pastikan konsentrasi kalsium pada larutan berkisar 200-300 ppm

Amonia yang Berlebihan

Atau mungkin Anda menggunakan amonium yang lumayan banyak pada fase generatif sehingga menyebabkan Amonium Toxicity, yang berefek terganggunya penyerapan ion kalsium. Hal ini sering terjadi jika Anda meracik pupuk sendiri.

Amonia yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan kalsium karena amonia (NH4+) dan kalsium (Ca++) sama-sama bermuatan positif. Karena kalsium lebih berat dibanding kalsium, otomatis amonia akan terserap dahulu dibanding kalsium.

Ketika kandungan amonia berlebihan pada larutan nutrisi atau pupuk pada saat tahap pembungaan dan pembuahan, buah akan menunjukkan gejala BER karena penyerapan kalsium terhambat karena Amonia.

Usahakan rasio Amonia tidak lebih dari 10% dari N total pada saat fase generatif.

Pengendalian Penanganan Blossom End-Rot

Buah yang terkena BER tidak dapat atau sulit diobati, untuk itu tindakan pencegahan lebih efektif menangani BER.

Biasanya di Indonesia, BER terjadi paling sering disebabkan suhu tinggi dan kelembaban rendah. Untuk itu ketika pada musim panas sebaiknya tanaman diberi naungan agar tanaman tidak bertranspirasi berlebihan.

Jika Anda menggunakan sistem drip fertigasi, usahakan media jangan terlalu kering saat musim panas. Tingkatkan frekuensi penyiraman dengan EC rendah agar media tidak sempat mengalami kekeringan tetapi jangan sampai berlebihan.

Usahakan RH (relative humidity, kelembaban nisbi) lingkungan maupun media dijaga pada sekitar 60% dan jika ditanam dalam greenhouse, usahakan aliran sirkulasi udara lancar.

Menyiram lantai sekitar tanaman pada saat siang hari dapat membantu menurunkan suhu dan meningkatkan RH.

Cara yang lebih mudah ialah menurunkan EC ketika suhu tinggi dan kelembaban rendah. Atau mungkin coba cari kultivar yang relatif tahan BER.

Komentar

  1. Hallo Almiansyah Em,

    Terima kasih banyak untuk postingan info sungguh berguna tentang BER pada tomat dan tanaman2 buah lainnya. Kebetulan saya menanam tomat dan mengalami masalah BER ini.

    Pertanyaan saya setelah membaca topik bahasan BER ini adalah: EC itu singkatan dari apa? Saya cari2 kepanjangannya di tulisan ini kok nggak ada. Mohon penjelasannya ya.

    Terima kasih banyak sebelumnya.

    Salam,
    Retno

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pembuatan Hingga Suka Dukanya Hidroponik NFT

Sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling populer dibanding sistem hidroponik yang lain. Biasanya orang-orang mengasosiasikan NFT adalah hidroponik itu sendiri. Padahal sistem NFT adalah salah satu sistem hidroponik. NFT adalah  singkatan dari Nutrient Film Technique. Kata film dikarenakan tanaman tumbuh pada ailran tipis yang menyerupai lapisan film. Sistem ini paling mudah dijumpai ketika ingin belajar hidroponik. Karena sistem ini memiliki paling banyak kemudahan dibanding sistem yang lain. Tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini tidak terbatas sayuran daun saja, tanaman buah seperti tomat, cabai, hingga melon dapat ditanam dengan sistem hidroponik NFT. Selama akar tanaman serabut masih dapat untuk ditanam secara NFT. Tanaman yang berumbi tidak dapat di NFT kan karena daerah perakaran NFT terbatas. Selain itu sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling fleksibel dibanding sistem yang lain. Karena dapat diterapkan di berbagai lahan dengan ukuran apa saja dan

Panduan Pembuatan dan Perawatan Hidroponik Drip (Irigasi Tetes) / Fertigasi

Sistem drip atau biasa disebut sistem irigasi tetes adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanaman. Sistem drip pada hidroponik dapat juga disebut Fertigasi karena pengairan dan pemberian nutrisi dilakukan secara bersamaan Sistem drip / fertigasi adalah sistem hidroponik yang paling sering digunakan di dunia, mulai dari hobi hingga skala komersil. Karena biaya pembuatannya murah dan teknik pembuatannya mudah dibanding sistem hidroponik yang lain.  Seberapa luas dan ukuran tempat Anda, penempatan sistem ini sangat fleksibel dapat menyesuaikan luas dan ukuran tempat Anda. Biaya pengoperasiannya pun lebih murah, karena untuk pengirigasian listrik tidak perlu dinyalakan terus menerus. Anda dapat mengandalkan timer untuk mengatur frekuensi dan volume pemberian larutan nutrisi pada tanaman. Jadi tanaman lebih toleran jika di daerah Anda terjadi pemadaman listrik.

Pembuatan Sistem Aeroponik yang Efisien dan Hemat Daya

Aeroponik adalah teknik menanam di udara di mana akar terekspos langsung di udara. Tidak ada media yang menopang akar tanaman pada sistem aeroponik. Akar mendapat air dan nutrisi dari pengkabutan atau spraying pada ruang perakaran. Aeroponik berbeda dari hidroponik pada umumnya. Aeroponik adalah evolusi dari hidroponik yang lebih efisien dan dapat mengatasi kekurangan dari sistem hidroponik. Sistem aeroponik menawarkan tanaman tumbuh lebih cepat serta penggunaan air dan pupuk lebih hemat dari sistem hidroponik. Daftar Isi Prinsip Sistem Komponen yang Diperlukan Alat-alat yang Diperlukan Pembuatan Sistem Aeroponik Perawatan Sistem Aeroponik Variasi Sistem Pada hidroponik, pemupukan dan penyiraman tanaman dilakukan dengan larutan nutrisi dengan media air atau substrat. Tetapi pada aeroponik, pemupukan dan penyiraman dilakukan dengan cara dikabutkan di ruang perakaran tanaman tanpa media apapun. Dengan teknik pengkabutan, penggunaan air dan pupuk le