Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Enviroment

Busuk Ujung Buah Tomat (blossom end-rot) Tidak Selalu Karena Kalsium

Pernahkah Anda melihat buah seperti tomat, cabai, melon yang bagian bawahnya busuk? Atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami saat menanam buah-buahan tersebut bagian pantat buah warnanya berubah menjadi coklat dan mengeras atau membusuk. Hal itu adalah penyakit fisiologis tanaman yang disebut Blossom End-Rot Apa Itu Blossom End Rot? Blossom end-rot atau yang disingkat BER adalah peristiwa membusuknya atau menghitam serta mengerasnya bagian ujung bawah atau pantat buah. Biasanya pertama kali tandanya terlihat ujung bawah buah kekurangan air. Hal ini tidak terjadi pada tomat saja,  cabai, melon, semangka, paprika dapat terkena blossom end-rot BER pada Cabe BER pada Melon Kemudian warna kulit menjadi coklat tua dan akhirnya mengeras dan menghitam atau membusuk. Daerah buah yang berwarna coklat menandakan matinya jaringan di daerah tersebut. Penyebab Blossom End-Rot Blossom end-rot (BER) bukanlah penyakit tanaman yang disebabkan hama, bakteri, atau jamur. Blos

Layakkah Air Kita Jika Digunakan untuk Hidroponik?

Selain untuk irigasi, hidroponik menggunakan air untuk media tempat tumbuhnya. Maka dari itu kondisi air yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari tanaman hidroponik. Sebagus apapun pupuk yang digunakan, sehebat apapun sistem hidroponik yang digunakan, jika airnya jelek hasil tanamannya pasti jelek. Maka dari itu menggunakan sumber air yang sehat adalah kunci awal sukses dalam berhidroponik. Air adalah sumber dari kehidupan. Sebelum itu coba anda ajukan pertanyaan pada anda sendiri untuk mengetahui air anda layak digunakan atau tidak Layakkah Air yang Anda Gunakan untuk Diminum? Air yang diberikan untuk tanaman harus air sehat, karena ini menyangkut kesehatan anda jika anda mengkonsumsi tanaman yang anda tanam. Maka dari itu, jika air yang anda gunakan layak untuk diminum berarti layak juga untuk berhidroponik. Artinya air harus bersih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa dan bebas penyakit. Darimana Sumber Air Anda Berasal? Air Sumur Biasanya

Potensi Kelor dalam Memperbaiki Kualitas Air

Kualitas air yang jelek perlu diperbaiki. Para nenek moyang kita terdahulu mewariskan tanaman kelor ( Moringa oleifera ) untuk menjernihkan air. Khasiat ini sedang dilirik oleh para ahli hidroponik di luar negri. Di Australia, kemampuan biji kelor memperbaiki kualitas air sedang diteliti oleh para ahli hidroponik. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta juga melakukan penelitian serupa oleh para farmakolog. Kesimpulan mereka pun serupa yaitu, serbuk biji kelor dapat menjernihkan air sehingga air tersebut layak dikonsumsi manusia. Biji kelor diduga bersifat antimikroba. Serbuk biji kelor dapat membunuh 90% bakteri coli dalam satu liter air sungai dalam waktu 20 menit. Saat ini jarang pekebun hidropnik komersial yang memanfaatkan biji kelor untuk memperbaiki kualitas air. Namun kemampuannya dalam menjernihkan air jelas sudah teruji sehingga dapat menjadi pilihan bila kondisi air di lingkungan setempat kurang layak digunakan.

Kualitas Air bagi Tanaman Hidroponik

Tanaman yang ditanam secara hidroponik sangat tergantung dengan kondisi air, karena air  dalam hidroponik berperan sebagai media tumbuh. Apabila air ini tercemar penyakit, misal Phytium yang menyebarkan akar busu, maka seluruh tanaman akan terkena akar busuk dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, kualitas air yang digunakan untuk kebun harus baik. Para pekebun hidroponik umumnya menghindari pemakaian air langsung dari sumber terbuka, seperti sungai, danau, atau waduk karena dikhawatirkan air itu terkontaminasi pastogen, residu kimia, atau alga yang menyebabkan penyakit. Alga juga jelas dapat menyumbat sistem distribusi perpipaan. Kalaupun terpaksa mengandalkan sumber air alam, sebaiknya ambillah dari sumur sehingga paling tidak air sudah tersaring oleh lapisan tanah. Air hujan juga dapat dimanfaatkan karena merupakan air hasil distilasi oleh matahari. Sumur dan air hujan yang ditampung adalah pilihan yang tersedia untuk irigasi hidroponik. Supaya lebih aman lagi, filterisasi da

Kebutuhan Oksigen Bagi Akar Tanaman

Oksigen merupakan salah satu masalah yang sering muncul dalam budidaya secara hidroponik. Kekurangan oksigen jelas berbahaya bagi tanaman karena oksigen dalam air diperlukan untuk respirasi dan tenaga dalam penyerapan nutrisi oleh akar. Kegagalan respirasi akar mengakibatkan akar gagal menyerap unsur hara dan akhirnya membusuk. Oksigen terlarut dalam hidroponik memadai bila akar tanaman hidroponik berwarna putih dan tebal. Sementara tanaman yang sakit kekurangan oksigen akan membentuk akar yang sedikit dan berwarna coklat dengan ujung menghitam yang menandakan akar membusuk. Jumlah oksigen terlarut dapat ditambah dengan cara - cara berikut. Memasang aerator di dalam tangki. Mempercepat debit aliran dan kemiringan sehingga air membentur dan bergerak cepat agar oksigen mudah terdifusi. Pedinginan air di tangki agar daya larut oksigen lebih besar. Idealnya suhu untuk berhidroponik adalah 24 C, tapi range toleran antar 20-34 C  Pemberian H2O2 (Peroksida) dan O3 (Ozon)  juga

Solusi Agar Aliran Menyebar di Dasar Talang NFT

Aliran tidak merata Terkadang aliran air di dasar talang tidak merata menyebar seluruh lebar talang. Kadang dasar talang cuma mengalir di pinggir kiri atau pinggir kanan talang. Akhirnya mungkin beberapa tanaman tidak kena aliran air dan kemudian mati karena kekeringan. Ada beberapa cara untuk mengatasi hal itu. Yang pertama adalah melapisi dasar talang dengan koran. Koran yang digunakan harus koran hitam putih, jangan koran berwarna. Karena koran hitam putih tinta yang digunakan dari karbon, sedangkan yang berwarna ada zat yang kita tidak ketahui. Sebelum digunakan, koran direndam air dahulu selama 15-20 menit. Kemudian dasar talang dilapisi cukup 1-2 lembar saja Cara yang lain adalah menebar kerikil, pecahan batu bata, atau sabut kelapa. Bahan - bahan ini jangan sampai hanyut terbawa aliran supaya tidak menyumbat jaringan perpipaan.

Kecepatan Aliran Air, Panjang Talang, dan Kemiringan pada NFT

Salah satu ciri NFT adalah alirannya mengalir tipis dengan ketebalan tidak sampai 1 cm. Sehingga banyak akar bertumpuk di atas aliran air dan rapat. Akar akan tebal dan mirip bantal putih, itu tandanya tanaman anda subur.  Kunci dari kesuburan tanaman di NFT salah satunya kecepatan aliran air dan kemiringan talang. Kecepatan Aliran Agar oksigen terdifusi dalam air, salah satu caranya adalah dengan membuat air itu bergerak. Dengan membuatnya mengalir, oksigen akan terdifusi terus menerus sehingga tidak diperlukan aerator untuk menambahkan oksigen. Semakin cepat aliran air tentu semakin baik, karena air lebih banyak mendifusikan oksigen. Biasanya aliran air per talang untuk budidaya sayur berkisar antara 1-2 liter per menit. Kemiringan Talang Kemiringan talang minimal 1%, sedangkan batasnya tidak ada. Dalam penelitian, semakin curam semakin tinggi produksi tanaman. Seiring waktu, tanaman akan terus tumbuh dan akar semakin menebal. Jika akar semakin banyak, kecepatan aliran

Teknik Pembagian Aliran Irigasi

Irigasi dalam Perkebunan Dalam berkebun, irigasi pengairan mutlak diperlukan bagi tanaman. Irigasi dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan menggunakan pompa. Seiring berkembangnya teknologi, irigasi saat ini dapat dilakukan secara otomatis. Pekebun - pekebun saat ini lebih memilih metode pengairan ini karena lebih praktis hemat waktu dan hemat tenaga. Irigasi Otomatis Lebih Praktis Tanaman tidak lagi disiram satu-satu. Waktu dan frekuensi penyiraman pun juga dpat kita setting secara otomatis. Bahkan pemupukan dapat dilakukan sekaligus seperti pada pertanian sistem drip dan hidroponik. Pengairan secara otomatis menggunakan pompa dan pipa - pipa atau selang untuk mendistribusikan aliran. Tapi merancang sistem pengairan seperti ini perlu perhitungan dan prinsip yang perlu dipahami. Karena jika desain dan penempatan pipa dilakukan secara asal, beberapa titik aliran keluarannya tidak sama. Kadang malah tidak keluar aliran sama sekali. Berikut adalah beberapa prinsip