Langsung ke konten utama

Formulasi AB Mix Secara Manual Bagian 2

Tulisan yang lalu, saya membahas bagaimana merumuskan rasio AB Mix per Unsur atau biasa dikenal Formula AB Mix. Dari angka-angka yang terdapat pada formula tersebut, dapat dikonversi menjadi timbangan AB Mix yang siap diaplikasikan ke tanaman

Formulator AB Mix biasa membuat rumusan timbangan untuk 1000 liter. Karena acuan per 1000 liter ini sangat paling populer untuk keperluan perhitungan. Selain itu, dengan acuan per 1000 liter, ini paling dikenali oleh awam karena kepraktisan pemakaian dan penghitungan ekonomis budidaya. Bagi analis kebun, acuan per 1000 liter, memudahkan untuk menganalisis uji coba performa ramuan pupuk yang sudah dibuat 

Bahan Yang Umum Digunakan Pada AB Mix

Menurut saya, komposisi bahan-bahan peramuan AB Mix kebanyakan mengacu dari Opa Yos. Mengingat berawal dari pelatihan beliaulah teknik formulasi AB Mix kini telah populer. Dan kini juga banyak formulator-formulator yang bermurah hati mendermakan ilmunya dengan pelatihan-pelatihan yang ada kini dengan metode-metode yang semakin bervariasi dan terobosan baru

Umumnya bahan-bahan pokok yang digunakan ada 6 macam. 6 macam bahan ini mencakupi unsur hara N, P, K, Ca, Mg, dan S, yaitu unsur makro. Untuk bahan pupuk mikro dan perhitungannya akan saya jabarkan di kesempatan lain

Bahan-bahan tersebut adalah Calcium Nitrat atau lebih dikenal dengan Calcinit/Calnit. Kemudian ada pupuk Kalium Nitrat atau pupuk KNO. Selanjutnya pupuk Mono Kalium Phosphate atau pupuk MKP. Pupuk Amonium Sulfat atau yang biasa dikenal dengan ZA. Kemudian pupuk Kalium Sulfat atau yang dikenal dengan pupuk ZK. Dan yang terakhir ada pupuk Magnesium Sulfat atau biasa dikenal dengan Garam Inggris atau Mag-S

Tetapi mengingat kini banyak pengembang dari para formulator saat ini, bahan-bahan untuk membuat AB Mix tidak harus kaku dari 6 bahan. Bisa dengan kombinasi bahan pupuk yang lain, asal larut 100% dalam air dan berupa pupuk anorganis. Seperti Amonium Nitrat, Mono Amonium Phosphate, dan Magnesium Nitrat.

Saya hanya akan fokus dengan teknik penghitungan dengan 6 bahan yang telah dipopulerkan oleh Opa Yos dan para alumni beliau yang telah mengikuti pelatihan beliau. Saya rasa, kombinasi 6 bahan yang saya sebut di atas, adalah kombinasi terbaik dari segi fleksibilitas perhitungan, kemudahan mendapatkan barang, dan juga kepraktisan dalam menimbang serta pengaplikasian di kebun

Pemisahan Kelompok Bahan A Dan B

Seperti namanya AB Mix dan juga sudah masyhur diketahui, pupuk untuk hidroponik biasanya terdiri dari 2 bagian. Jika menggunakan kombinasi 6 bahan, saya bisa pastikan kelompok bahan A adalah Calcinit dan KNO, dan kelompok bahan B adalah MKP, ZA, ZK, Magnesium Sulfat, dan kemungkinan juga ada KNO.

Prinsip pemisahan ini karena dalam pengaplikasian ke tanaman adalah dalam bentuk larutan. Tentu rasio formula hara tiap unsur harus terjaga pada tiap tetes larutannya. Pemakaian dari AB Mix padatan secara bertahap (sendok demi sendok jika tandonnya kecil) langsung ke tandon nutrisi tentu tidak dapat diterapkan, mengingat tiap bagian dari AB Mix adalah campuran dari beberapa bahan yang hanya bisa merata jika dilarutkan. Oleh karena itu, AB Mix padatan harus dijadikan AB Mix larutan pekat yang kemudian dapat diaplikasikan ke tanaman secara bertahap. Selain itu juga mempermudah dalam penyimpanan AB Mix yang siap pakai

Dalam keadaan pekat, larutan yang mengandung Calcium tidak boleh bertemu dengan larutan yang mengandung Phospat atau Sulfat. Jika bertemu, maka akan menghasilkan endapan yang berupa Calcium Phosphate atau Calcium Sulfat (CaSO4).

Jika ingin membuktikan sendiri, Anda bisa melarutkan beberapa sendok makan Calcinit ke segelas air putih dan melarutkan beberapa sendok makan pupuk ZA ke segelas air putih di gelas yang lain. Anda akan melihat akan muncul endapan yang banyak jika mencampur 2 gelas yang berisi larutan berbeda tersebut.

Dalam hidroponik, akar tanaman harus tersuplai oleh larutan yang mengandung hara. Jika beberapa unsur hara bereaksi membentuk endapan seperti bertemunya Calcium dengan Sulfat, maka akar tanaman tidak dapat menyerap unsur hara tersebut (dalam hal ini adalah Calcium dan Sulfat)

Atas pertimbangan itulah mengapa dibuat kelompok bahan A dan kelompok bahan B pada AB Mix. Dalam bagian A terdapat Calcium dari Calcinit. Dalam bagian B terdapat Phospat dan Sulfat dari MKP, ZA, ZK, dan Magnesium Sulfat. Untuk bahan KNO, Anda bebas menempatkannya pada bagian A atau pada bagian B.

Pada kesempatan selanjutnya, akan saya bahas Tahapan Perhitungan Timbangan berdasarkan Formula AB Mix yang telah di hitung pada seri tulisan saya yang bagian 1.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pembuatan Hingga Suka Dukanya Hidroponik NFT

Sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling populer dibanding sistem hidroponik yang lain. Biasanya orang-orang mengasosiasikan NFT adalah hidroponik itu sendiri. Padahal sistem NFT adalah salah satu sistem hidroponik. NFT adalah  singkatan dari Nutrient Film Technique. Kata film dikarenakan tanaman tumbuh pada ailran tipis yang menyerupai lapisan film. Sistem ini paling mudah dijumpai ketika ingin belajar hidroponik. Karena sistem ini memiliki paling banyak kemudahan dibanding sistem yang lain. Tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini tidak terbatas sayuran daun saja, tanaman buah seperti tomat, cabai, hingga melon dapat ditanam dengan sistem hidroponik NFT. Selama akar tanaman serabut masih dapat untuk ditanam secara NFT. Tanaman yang berumbi tidak dapat di NFT kan karena daerah perakaran NFT terbatas. Selain itu sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling fleksibel dibanding sistem yang lain. Karena dapat diterapkan di berbagai lahan dengan ukuran apa saja dan

Panduan Pembuatan dan Perawatan Hidroponik Drip (Irigasi Tetes) / Fertigasi

Sistem drip atau biasa disebut sistem irigasi tetes adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanaman. Sistem drip pada hidroponik dapat juga disebut Fertigasi karena pengairan dan pemberian nutrisi dilakukan secara bersamaan Sistem drip / fertigasi adalah sistem hidroponik yang paling sering digunakan di dunia, mulai dari hobi hingga skala komersil. Karena biaya pembuatannya murah dan teknik pembuatannya mudah dibanding sistem hidroponik yang lain.  Seberapa luas dan ukuran tempat Anda, penempatan sistem ini sangat fleksibel dapat menyesuaikan luas dan ukuran tempat Anda. Biaya pengoperasiannya pun lebih murah, karena untuk pengirigasian listrik tidak perlu dinyalakan terus menerus. Anda dapat mengandalkan timer untuk mengatur frekuensi dan volume pemberian larutan nutrisi pada tanaman. Jadi tanaman lebih toleran jika di daerah Anda terjadi pemadaman listrik.

Pembuatan Sistem Aeroponik yang Efisien dan Hemat Daya

Aeroponik adalah teknik menanam di udara di mana akar terekspos langsung di udara. Tidak ada media yang menopang akar tanaman pada sistem aeroponik. Akar mendapat air dan nutrisi dari pengkabutan atau spraying pada ruang perakaran. Aeroponik berbeda dari hidroponik pada umumnya. Aeroponik adalah evolusi dari hidroponik yang lebih efisien dan dapat mengatasi kekurangan dari sistem hidroponik. Sistem aeroponik menawarkan tanaman tumbuh lebih cepat serta penggunaan air dan pupuk lebih hemat dari sistem hidroponik. Daftar Isi Prinsip Sistem Komponen yang Diperlukan Alat-alat yang Diperlukan Pembuatan Sistem Aeroponik Perawatan Sistem Aeroponik Variasi Sistem Pada hidroponik, pemupukan dan penyiraman tanaman dilakukan dengan larutan nutrisi dengan media air atau substrat. Tetapi pada aeroponik, pemupukan dan penyiraman dilakukan dengan cara dikabutkan di ruang perakaran tanaman tanpa media apapun. Dengan teknik pengkabutan, penggunaan air dan pupuk le