Selain untuk irigasi, hidroponik menggunakan air untuk media tempat tumbuhnya. Maka dari itu kondisi air yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari tanaman hidroponik. Sebagus apapun pupuk yang digunakan, sehebat apapun sistem hidroponik yang digunakan, jika airnya jelek hasil tanamannya pasti jelek. Maka dari itu menggunakan sumber air yang sehat adalah kunci awal sukses dalam berhidroponik.
Air adalah sumber dari kehidupan. Sebelum itu coba anda ajukan pertanyaan pada anda sendiri untuk mengetahui air anda layak digunakan atau tidak
Layakkah Air yang Anda Gunakan untuk Diminum?
Air yang diberikan untuk tanaman harus air sehat, karena ini menyangkut kesehatan anda jika anda mengkonsumsi tanaman yang anda tanam. Maka dari itu, jika air yang anda gunakan layak untuk diminum berarti layak juga untuk berhidroponik. Artinya air harus bersih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa dan bebas penyakit.
Darimana Sumber Air Anda Berasal?
1. Air Sumur
Biasanya air sumur itu air yang bagus karena sudah terfirlter oleh lapisan tanah. Tetapi tidak semua air sumur dapat digunakan, karena ada yang salinitasnya terlalu tinggi, tercemar logam berat dalam tanah, dan bisa saja mengandung bibit penyakit. Yang terpenting selama air anda layak minum tidak masalah digunakan.
Jika anda menggunakan air dalam jumlah besar, lebih baik supaya lebih pasti, coba bawa sampel air anda 1,5 liter botol aqua kemudian anda bawa ke PDAM daerah Anda. Biasanya nunggu 1 bulan dan kisaran biayanya mungkin 100.000-an.
2. Air PDAM
Air pdam adalah air yang cukup bagus digunakan untuk berhidroponik. Sebelum digunakan sebaiknya anda diamkan dulu semalam agar klorin kaporit dapat menguap.
Berapa TDS dan pH Awal Air Tersebut?
1. pH
pH adalah tingkat keasaman. Semakin kecil angkanya semakin asam sifatnya. Semakin besar angkanya semakin alkali sifatnya. Jika anda memiliki pH meter, usahakan pH air anda netral sekitar 7.
2. TDS (Total Zat Terlarut dalam Air)
TDS adalah Total Dissolved Solution artinya zat terlarut total dalam air.Air biasanya mengandung zat-zat yang terlarut. Zat-zat terlarut ini sehat jika dibawah ambang maksimal.
Biasanya zat terlarut yang dikandung dalam air kebanyakan mayoritas adalah kalsium dan magnesium. Mengingat sumber air biasanya dari dalam tanah, tanah mengandung cukup banyak kapur (kalsium/magnesium). Dan biasanya pH nya di atas 7 (sekitar 7,2-8). Jika anda memiliki TDS meter, air yang bernilai TDS dibawah 400 ppm masih aman anda gunakan. Mengingat gejala jika kelebihan kalsium dan magnesium tidak terlalu signifikan.
Tetapi jika pH air anda dibawah 7 tetapi TDS diatas 300 ppm, sebaiknya jangan anda gunakan air tersebut. Karena pasti bukan kalsium atau magnesium yang dominan pada TDS air tersebut, mengingat kalsium dan magnesium bersifat alkali
Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Kualitas Air Saya Jelek?
Ada beberapa solusi yang terpikir di benak saya yang mungkin bisa jadi referensi pertimbangan.
Pesan Air dari Truk Tangki Air
Cocok untuk yang memiliki kebun agak besar. Biasanya volume air dalam truk sekitar 5000 liter lebih. Sekali kirim biayanya sekitar 200.000-an. Tetapi anda harus memiliki torn sebesar itu juga untuk menampungnya
Kumpulkan Air Hujan
Mungkin kedengarannya agak merepotkan, tetapi air hujan termasuk air yang paling baik untuk digunakan. Air hujan biasanya nilai TDS nya rendah tidak lebih dari 200 biasanya, karena air hujan terbentuk melalui proses distilasi oleh matahari
Beli Filter Reverse Osmosis
Membeli Reverse Osmosis (RO) adalah keputusan cukup layak untuk dipertimbangkan jika untuk kebun komersial yang menjanjikan. Filter RO biasanya cukup mahal, tetapi dengan RO anda dapat menghasilkan air dengan kualitas yang lebih terjamin. RO dapan menurunkan nilai TDS air hingga bernilai dibawah 100 ppm dan dapat membunuh bibit penyakit pada air anda.
Apapun itu, kriteria dan peniliaian terhadap air yang akan digunakan dapat dilihat gambaran ringkasannya pada tabel di gambar.
Tabel ini saya kutip dari literatur induk hidroponik yang cukup Populer, Hydroponics: A Practical Guide for the Soilless Grower karya Jones Jr., J. Benton.
Komentar
Posting Komentar